وَقَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ، حَدَّثَنَا هَاشِمٌ،
يَعْنِي ابْنَ الْبَرِيدِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ،
عَنِ ابْنِ جَابِرٍ، قَالَ: انْتَهَيْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عليه وسلم وقد أَهَرَاقَ الْمَاءَ، فَقُلْتُ: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ. فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ، قَالَ: فَقُلْتُ: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ. فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ، قَالَ: فَقُلْتُ: السَّلَامُ عَلَيْكَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ. قَالَ: فَانْطَلَقَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْشِي، وَأَنَا خَلْفَهُ حَتَّى دَخَلَ
رَحْلَهُ، وَدَخَلْتُ أَنَا الْمَسْجِدَ، فَجَلَسْتُ كَئِيبًا حَزِينًا، فَخَرَجَ
عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ تَطَهَّرَ،
فَقَالَ: " عَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، وَعَلَيْكَ
السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
" ثُمَّ قَالَ: " أَلَا أُخْبِرُكَ يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ جَابِرٍ
بأَخْير سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ؟ " قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ.
قَالَ: " اقْرَأِ: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَتَّى
تَخْتِمَهَا " .
Imam Ahmad
meriwayatkan: telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ubaid, telah
mengabarkan kepada kami Hasyim bin al Barid, telah mengabarkan kepada kami
Abdullah bin Muhammad bin Aqil, dari Ibnu Jabir beliau berkata: aku berkunjung
kepada Rasulullahi shalallahu alahi wa sallam, dan beliau sedang
menuangkan air. Lalu aku menyapa: As salamu alaika ya rasulullah, tetapi beliau
tidak membalas salamku. Aku sapa lagi: As salamu alaika ya rasulullah, tetapi
beliau tidak membalas salamku. Kemudian Rasulullahi shalallahu alahi wa
sallam bertolak pergi, padahal aku dibelakangnya sampai beliau masuk ke
dalam rumahnya. Akhirnya saya pergi ke masjid, aku duduk dengan hati sedih dan
galau. Kemudian Rasulullahi shalallahu alahi wa sallam pergi
menemuiku dalam keadaan sudah bersuci. Beliau berkata: “alaikas salam wa
warohmatullahi, wa alaikas salam wa warohmatullahi, wa alaikas salam wa
warohmatullahi, maukah engkau aku kabarkan wahai Abdullah bin Jabir tentang
suatu surat dalam al Quran?” Aku menjawab: Tentu saja, wahai rasulullah.
Beliau bersabda: {Alhamdulillahi robbil ‘alamin} sampai beliau
menyelesaikannya.
هَذَا
إِسْنَادٌ جَيِّدٌ، وَابْنُ عَقِيلٍ تَحْتَجُّ بِهِ الْأَئِمَّةُ الْكِبَارُ،
وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَابِرٍ هَذَا هُوَ الصَّحَابِيُّ، ذَكَرَ ابْنُ
الْجَوْزِيِّ أَنَّهُ هُوَ الْعَبْدِيُّ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ.
Hadits ini
sanandnya bagus, dan ibnu Aqil seorang imam besar berhujjah dengannya, dan
Abdullah bin Jabir adalah seorang sahabat. Ibnul Jauzi menyebutkan bahwasannya
beliau al Abdiy. Wallahu a’lam.
وَيُقَالُ:
إِنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَابِرٍ الْأَنْصَارِيُّ الْبَيَاضِيُّ، فِيمَا
ذَكَرَهُ الْحَافِظُ ابْنُ عَسَاكِرَ . وَاسْتَدَلُّوا بِهَذَا الْحَدِيثِ وَأَمْثَالِهِ
عَلَى تَفَاضُلِ بَعْضِ الْآيَاتِ وَالسُّوَرِ عَلَى بَعْضٍ، كَمَا هُوَ
الْمَحْكِيُّ عَنْ كَثِيرٍ مِنَ الْعُلَمَاءِ، مِنْهُمْ: إِسْحَاقُ بْنُ
رَاهَوَيْهِ، وَأَبُو بَكْرِ بْنُ الْعَرَبِيِّ، وَابْنُ الْحِصَارِ مِنَ
الْمَالِكِيَّةِ. وَذَهَبَتْ طَائِفَةٌ أُخْرَى إِلَى أَنَّهُ لَا تَفَاضُلَ فِي
ذَلِكَ؛ لِأَنَّ الْجَمِيعَ كَلَامُ اللَّهِ، وَلِئَلَّا يُوهِمَ التفضيل نقص الْمُفَضَّلِ
عَلَيْهِ، وَإِنْ كَانَ الْجَمِيعُ فَاضِلًا نَقَلَهُ القُرطُبي عَنِ
الْأَشْعَرِيِّ، وَأَبِي بَكْرٍ الْبَاقِلَّانِيِّ، وَأَبِي حَاتِمِ بْنِ حِبَّانِ
الْبَسْتِيِّ، وَيَحْيَى بْنُ يَحْيَى، وَرِوَايَةٌ عَنِ الْإِمَامِ مَالِكٍ
أَيْضًا .
Dikatakan:
Bahwasannya Abdullah bin Jabir Al Anshoriy Al Bayadhiy, sebagaimana yang
disebutkan al Hafidz Ibnu Asakir. Dan mereka berdalil dengan hadits ini dan
yang semisalnya untuk mengutamakan (membandingkan) sebagian ayat dan surat
sebagian yang lain. Sebagaimana pendapat dari sebagian besar dari ulama,
seperti: Ishaq bin Rohawaih, Abu Bakar bin Al Arobiy, ibnul Hishor dari
kalangan malikiyah. Dan pendapat dari sekelompok yang lain perpendapat: Bahwasannya
membandingkannya tidak seperti itu (tidak ada perbandingan). Dikarenakan
seluruhnya adalah kalamullah. Supaya hal itu tidak menimbulkan dugaan
adanya kekurangan pada ayat yang lainnya, meski semuanya itu memiliki
keutamaan, pendapat ini dinukil oleh al Qurthubi dari al Asyariy, Abu Bakar al Baqillani,
Abu Hatim ibnu Hibban al Busti, Abu Hayyan, Yahya bin Yahya dan ada juga sebuah
riwayat dari Imam Malik juga berpendapat demikian.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ الْبُخَارِيُّ فِي فَضَائِلِ الْقُرْآنِ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا وَهْبٌ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ مُحَمَّدِ، بْنِ
مَعْبَدٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: كُنَّا فِي مَسِيرٍ لَنَا،
فَنَزَلْنَا، فَجَاءَتْ جَارِيَةٌ فَقَالَتْ: إِنَّ سَيِّدَ الْحَيِّ سَلِيمٌ،
وَإِنَّ نَفَرَنَا غُيَّب، فَهَلْ مِنْكُمْ رَاقٍ؟ فَقَامَ مَعَهَا رجل ما كنا
نَأبِنُه برقية، فرقاه، فبرأ، فَأَمَرَ لَهُ بِثَلَاثِينَ شَاةً، وَسَقَانَا
لَبَنًا، فَلَمَّا رَجَعَ قُلْنَا لَهُ: أَكُنْتَ تُحْسِنُ رُقْيَةً، أَوْ كُنْتَ
تَرْقِي؟ قَالَ: لَا مَا رَقَيْتُ إِلَّا بِأُمِّ الْكِتَابِ، قُلْنَا: لَا
تُحَدِّثُوا شَيْئًا حَتَّى نَأْتِيَ، أَوْ نَسْأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ ذَكَرْنَاهُ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: " وَمَا كَانَ
يُدْريه أَنَّهَا رُقْيَةٌ، اقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي بِسَهْمٍ ".
Telah
menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Mtsanna, telah menceritakan kepada kami
Wahb, telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari Muhammad, dari Ma'bad, dari
Abu Sa'id Al Khudriy ia berkata; Dalam suatu perjalanan yang kami lakukan, kami
singgah di suatu tempat, lalu datanglah seorang wanita dan berkata,
"Sesungguhnya ada seorang kepala kampung sakit, sementara orang-orang kami
sedang tiada. Apakah salah seorang dari kalian ada yang bisa meruqyah?"
Maka berdirilah seorang laki-laki yang kami sendiri tidak tahu bahwa ia bisa
meruqyah. Ia beranjak bersama wanita itu, lalu meruqyah, dan ternyata yang
diruqyah sembuh. Kemudian sang kepala kampung memerintahkan agar laki-laki itu
diberi tiga puluh ekor kambing, dan kami pun diberinya minuman susu. Setelah
pulang, kami bertanya padanya, "Apakah kamu memang seorang yang pandai
meruqyah?" Ia menjawab, "Tidak, dan tidaklah aku meruqyahnya, kecuali
dengan Ummul Kitab." Kami katakan, "Janganlah kalian berbuat apa-apa,
hingga kita sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya
pada beliau." Ketika kami sampai di Madinah, kami pun menuturkan hal itu
pada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau bersabda: "Lalu
siapa yang memberitahukannya, bahwa itu adalah ruqyah. Bagikanlah kambing itu,
dan aku juga diberi bagian."
وَقَالَ
أَبُو مَعْمَرٍ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ سِيرِينَ، حَدَّثَنِي مَعْبَدُ بْنُ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ بِهَذَا.
Abu Ma'mar
berkata; telah menceritakan kepada kami Abdul Warits, telah menceritakan kepada
kami Hisyam, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sirin, telah
menceritakan kepadaku Ma'bad bin Sirin, dari Sa'id Al Khudriy dengan hadits
ini.
وَهَكَذَا
رَوَاهُ مُسْلِمٌ، وَأَبُو دَاوُدَ مِنْ رِوَايَةِ هِشَامٍ، وَهُوَ ابْنُ
حَسَّانَ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، بِهِ . وَفِي بَعْضِ رِوَايَاتِ مُسْلِمٍ لِهَذَا
الْحَدِيثِ: أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ هُوَ الَّذِي رَقَى ذَلِكَ السَّلِيمَ، يَعْنِي:
اللَّدِيغَ يُسَمُّونَهُ بِذَلِكَ تَفَاؤُلًا.
Muslim juga
meriwayatkan hadits yang demikian, dan Abu Dawud meriwatkan dari riwayatnya
Hisyam bin Hassan, dari Ibnu Sirin, dan seterusnya. Dan pada sebagian
riwayat-riwayatnya Muslim pada hadits ini: Bahwasannya Abu Sa’idlah orang yang
meruqyah orang yang terkena sengatan (as salim). Dinamakan demikian karena
berharap agar bernasib baik.
حَدِيثٌ
آخَرُ: رَوَى مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ، وَالنَّسَائِيُّ فِي سُنَنِهِ، مِنْ حَدِيثِ
أَبِي الْأَحْوَصِ سَلَّامِ بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ عَمَّارِ بْنِ رُزَيق، عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عِيسَى بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ
سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: بَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِنْدَهُ جِبْرِيلُ، إِذْ سَمِعَ نَقِيضًا
فَوْقَهُ، فَرَفَعَ جِبْرِيلُ بَصَرَهُ إِلَى السَّمَاءِ، فَقَالَ: هَذَا بَابٌ
قَدْ فُتِحَ مِنَ السَّمَاءِ، مَا فُتِحَ قَطُّ. قَالَ: فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ،
فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: أبشر بنورين قد
أوتيتهما لم يؤتهما نبي قَبْلَكَ: فَاتِحَةُ الْكِتَابِ، وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ
الْبَقَرَةِ، وَلَنْ تَقْرَأَ حَرْفًا مِنْهُمَا إِلَّا أُوتِيتَهُ. وَهَذَا
لَفْظُ النَّسَائِيِّ.
Pada hadits lain, Imam Muslim meriwayatkan dalam kita shohihnya, dan
an Nasa’i dalam kitab sunannya, dari haditsnya Abul Ahwash Sallam bin Sulaim,,
dari Ammar bin Ruzaiq, dari Abdullah bin Isa bin Abdirrohman bin Abi Laila,
dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas beliau berkata: "Tatkala Rasulullah
shallallallahu'alaihi wasallam bersama malaikat Jibril, tiba-tiba beliau
mendengar suara dari atasnya, maka Jibril mengangkat pandangannya ke langit,
kemudian berkata, 'Pintu ini telah dibuka dari langit, yang sebelumnya belum
pernah dibuka'." Ibnu Abbas
berkata; "Lalu turun malaikat dan datang kepada Nabi
shallallahu'alaihi wasallam, lantas berkata. 'Berbahagialah dengan dua
cahaya yang diberikan kepadamu, dan dua cahaya tersebut belum pernah diberikan
kepada seorang nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun sebelummu, yakni: Fatihah
Al Kitab dan akhir surat Al Baqarah. Kamu tidak membaca satu hurufpun dari
keduanya kecuali kamu pasti akan diberi'." Hadits ini lafadznya an
Nasa’i.
وَلِمُسْلِمٍ
نَحْوُهُ حَدِيثٌ آخَرُ: قَالَ مُسْلِمٌ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
الْحَنْظَلِيُّ، هُوَ ابْنُ رَاهَوَيْهِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ،
عَنِ الْعَلَاءِ، يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ الحُرَقي عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:
" مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا أُمَّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِداج
-ثَلَاثًا-غَيْرُ تَمَامٍ ". فَقِيلَ لِأَبِي هُرَيْرَةَ: إِنَّا نَكُونُ
وَرَاءَ الْإِمَامِ، قَالَ: اقْرَأْ بِهَا فِي نَفْسِكَ؛ فَإِنِّي سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " قَالَ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ،
وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ} [الْفَاتِحَةِ: 2] ، قَالَ اللَّهُ: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا
قال: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الْفَاتِحَةِ: 3] ، قَالَ اللَّهُ: أَثْنَى
عَلَيَّ عَبْدِي، فَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ} [الْفَاتِحَةِ: 4] ،
قَالَ مَجَّدَنِي عَبْدِي " -وَقَالَ مَرَّةً: " فَوَّضَ إِلَيَّ
عَبْدِي -فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ}
[الْفَاتِحَةِ: 5] ، قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا
سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ* صِرَاطَ الَّذِينَ
أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ}
[الْفَاتِحَةِ: 6، 7] ، قَالَ هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ ".
Imam
Muslim juga mengeluarkan hadits yang lain. Berkata Muslim: telah mengabarkan
kepada kami Ishaq bin Ibrohim Al Handzholiy –bin Rohawaih-, telah mengabarkan
kepada kami Sufyan bin Uyainah, dari al Ala’ bin Abdirrohman bin Ya’qub al
Huroqiy, dari Abu Huroiroh, dari nabi shallallahu'alaihi wasallam belia
bersabda: “Barangsiapa yang mengerjakan shalat tanpa membaca Ummul Qur’an di
dalamnya, maka shalatnya masih mempunyai hutang, tidak sempurna” Tiga kali.
Ditanyakan kepada Abu Hurairah, ” Kami berada di belakang imam?” Maka dia
menjawab, “Bacalah Ummul Qur’an dalam dirimu, karena aku mendengar Rasulullah
bersabda, ‘Allah berfirman, ‘Aku membagi shalat antara Aku dengan hambaKu,
dan hambaku mendapatkan sesuatu yang dia minta. Apabila seorang hamba berkata,
‘Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.’ Maka Allah berkata, ‘HambaKu
memujiKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Yang Maha pengasih lagi Maha
Penyayang.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiKu.’ Apabila hamba tersebut
mengucapkan, ‘Pemilik hari kiamat.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiku.’
Selanjutnya Dia berkata, ‘HambaKu menyerahkan urusannya kepadaKu.’ Apabila
hamba tersebut mengucapkan, ‘Hanya kepadaMulah aku menyembah dan hanya
kepadaMulah aku memohon pertolongan.’ Allah berkata, ‘Ini adalah antara Aku
dengan hambaKu. Dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang dia minta’. Apabila hamba
tersebut mengucapkan, ‘Berilah kami petunjuk jalan yang lurus, yaitu jalan
orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang-orang yang
Engkau murkai dan bukan pula orang-orang yang sesat.’ Allah berkata, “Ini untuk
hambaKu, dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang dia minta.”
وَهَكَذَا
رَوَاهُ النَّسَائِيُّ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ رَاهَوَيْهِ . وَقَدْ رَوَيَاهُ
-أَيْضًا-عَنْ قُتَيْبَةَ، عَنْ مَالِكٍ، عَنِ الْعَلَاءِ، عَنْ أَبِي السَّائِبِ
مَوْلَى هِشَامِ بْنِ زُهْرَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، بِهِ وَفِي هَذَا
السِّيَاقِ: " فَنِصْفُهَا لِي وَنِصْفُهَا لِعَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا
سَأَلَ ".
وَكَذَا
رَوَاهُ ابْنُ إِسْحَاقَ، عَنِ الْعَلَاءِ، وَقَدْ رَوَاهُ مُسْلِمٌ مِنْ حَدِيثِ
ابْنِ جُرَيْج، عَنِ الْعَلَاءِ، عَنْ أَبِي السَّائِبِ هَكَذَا .
An Nasa’i
juga meriwayatkan hadits seperti itu dari Ishadq bin Rohawaih. Dan juga
meriwayatkan dari Qutaibah, dari Malik, dari Al Ala’, dari Abu Saib Maula
Hisyam bin Zuhroh, dari Abu Huroiroh, dan seterusnya hadits. Di dalamnya
terdapat kalimat : “Maka aku membagi setengah untuk diri-Ku dan setengahnya
untuk hamba-Ku, dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang dia minta.”
Demikian
juga hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq, dari Al Ala’. Dan telah
diriwayatkan oleh Muslim dari haditsnya Ibnu Juroij, dari Al Ala’, dari Abu
Saib.
وَرَوَاهُ
-أَيْضًا-مِنْ حَدِيثِ ابْنِ أَبِي أُوَيْسٍ، عَنِ الْعَلَاءِ، عَنْ أَبِيهِ
وَأَبِي السَّائِبِ، كِلَاهُمَا عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ .
Beliau
juga meriwayatkannya dari haditsnya Ibnu Abi Uwais, dari Al Ala’, dari
bapaknya, dari Abu Saib, keduanya dari Abu Huroiroh.
وَقَالَ
التِّرْمِذِيُّ: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ، وَسَأَلْتُ أَبَا زُرْعَة عَنْهُ فَقَالَ:
كِلَا الْحَدِيثَيْنِ صَحِيحٌ، مَنْ قَالَ: عَنِ الْعَلَاءِ، عَنْ أَبِيهِ، وَعَنِ
الْعَلَاءِ عَنْ أَبِي السَّائِبِ .
At
Tirmidzi mengomentari: Ini adalah hadits hasan. Dan aku telah bertanya kepada
Abu Zur’ah tentangnya, maka dia menjawab: keduanya hadits shohih. Seseorang
juga mengatakan: dari Al Ala’, dari bapaknya, dan dari Al Ala’, dari Abu Saib.
وَقَدْ
رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ عَبْدُ اللَّهِ ابْنُ الْإِمَامِ أَحْمَدَ، مِنْ حَدِيثِ
الْعَلَاءِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ
مُطَوَّلًا .
Hadits ini
juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad, dari Al Ala’, dari bapaknya,
dari Abu Huroiroh, dari Ubay bin Ka’ab secara panjang lebar.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا صَالِحُ بْنُ مِسْمَارٍ الْمَرْوَزِيُّ، حَدَّثَنَا
زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، حَدَّثَنَا عَنْبسة بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ مُطَرَّف بْنِ
طَرِيفٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ كَعْبِ بْنِ عُجْرَة، عَنْ جَابِرِ
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: " قال
اللَّهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ،
وَلَهُ مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ} قَالَ: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ} قَالَ: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي. ثُمَّ قَالَ: هَذَا لِي وَلَهُ مَا
بقي " وهذا غريب من هذا الوجه.
Berkata
Ibnu Jarir: telah mengabarkan kepada kami Sholih bin Mismar al Marwaziy, telah
mengabarkan kepada kami Zaid bin al Hubab, telah mengabarkan kepada kami
Anbasah bin Sa’id, dari Muthorrof bin Thoriq, dari Sa’id bin Ishaq bin Ka’bi
bin Ujzah, dari Jabir bin Abdillah dia berkata: Rosulullah shalallahu alahi wa
sallam bersabda: “Allah ta’ala berfirman: Aku membagi sholat antara diri-Ku dengan
hamba-Ku setengah-setengah. Dan dia mendapatkan apa yang dia minta. Jika
seorang hamba mengatakan {Alhamdulilahi robbil alamin}, Allah berkata:
hamba-Ku telah memuji-Ku. Jika seorang hamba mengatakan {Ar rohmanir rohim},
Allah berkata: hambaku telah memuja-Ku. Kemudian berfirman: Dan ini untuk-Ku,
dan baginya apa yang telah ditetapkan.” Dan hadits ini ghorib (ada yang
ganjil) dari sisi ini.
(selesai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar