Tafsir Surat an Nas ayat 1-4 | Tafsir Ibnu Katsir


سورة الناس
Surat An Nas (Manusia)
- - - - -
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1)
مَلِكِ النَّاسِ (2)
إِلَهِ النَّاسِ (3)
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4)
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5)
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)
Terjemahan Surat an Nas
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyanyang
(1). Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
(2).  Raja manusia.
(3).  Sembahan manusia.
(4).  Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
(5).  Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.
(6).  Dari (golongan) jin dan manusia.
---------------------------------------------------------------------------------------
Tafsir Surat an Nas ayat 1-4

هَذِهِ ثَلَاثُ صِفَاتٍ مِنْ صِفَاتِ الرَّبِّ، عَزَّ وَجَلَّ؛ الرُّبُوبِيَّةُ، وَالْمُلْكُ، وَالْإِلَهِيَّةُ: فَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكُهُ وَإِلَهُهُ، فَجَمِيعُ الْأَشْيَاءِ مَخْلُوقَةٌ لَهُ، مَمْلُوكَةٌ عَبِيدٌ لَهُ، فَأَمَرَ الْمُسْتَعِيذَ أَنْ يَتَعَوَّذَ بِالْمُتَّصِفِ بِهَذِهِ الصِّفَاتِ، مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ، وَهُوَ الشَّيْطَانُ الْمُوَكَّلُ بِالْإِنْسَانِ، فَإِنَّهُ مَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَنِي آدَمَ إِلَّا وَلَهُ قَرِينٌ يُزَين لَهُ الْفَوَاحِشَ، وَلَا يَأْلُوهُ جُهْدًا فِي الْخَبَالِ. وَالْمَعْصُومُ مَنْ عَصَم اللَّهُ.
Inilah 3 dari sifat sifat Rob –Azza wa Jalla-, yaitu Rububiyah, Raja dan Ilahiyah. Dimana Dia adalah pemelihara segala sesuatu sekaligus sebagai Raja dan Ilah-Nya. Dan Segala sesuatu yang ada ini adalah makhluk ciptaan-Nya, hamba sekaligus abdi-Nya. Oleh karena itu Dia memerintahkan kepada semua yang ada memohon perlindungan agar berlindung kepada Dzat yang memiliki ketiga sifat di atas, dari bisikan syaithon Al Khonnas, yaitu syaithon yang ditugaskan untuk menggoda manusia. Karena tidak ada seorangpun keturunan dari bani adam melainkan dia memiliki satu teman yang akan senantiasa menjadikan segala perbuatan keji itu indah dipandang, dan dia tidak akan mengenal kata lelah dalam menjalankannya. Dan orang yang terlindungi adalah orang yang mendapat perlindungan dari Allah.

وَقَدْ ثَبَتَ فِي الصَّحِيحِ أَنَّهُ: "مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا قَدْ وُكِل بِهِ قَرِينَةٌ". قَالُوا: وَأَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "نَعَمْ، إِلَّا أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ، فَأَسْلَمَ، فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ".
Dan telah ditegaskan dalam hadist shahih bahwasanya Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda: “Tidak ada seorangpun di antara kalian melainkan telah diwakilkan kepadanya pendampingnya.” Para shahabat bertanya,”Apakah anda juga wahai Rasulullah? Rasulullah-pun menjawab,”Ya, hanya saja Allah membantu dalam mengurusinya sehingga ia masuk agama islam, karenanya dia tidak menyuruh kecuali hal hal yang baik.”
وَثَبَتَ فِي الصَّحِيحِ، عَنْ أَنَسٍ فِي قِصَّةِ زِيَارَةِ صَفِيَّةَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُعْتَكَفٌ، وَخُرُوجِهِ مَعَهَا لَيْلًا لِيَرُدَّهَا إِلَى مَنْزِلِهَا، فَلَقِيَهُ رَجُلَانِ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَلَمَّا رَأَيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْرَعَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: "عَلَى رِسْلِكُمَا، إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيي". فَقَالَا سُبْحَانَ اللَّهِ، يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَقَالَ: "إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ، وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَيْئًا، أَوْ قَالَ: شَرًّا".
Dan ditegaskan pula dalam kitab as shahihah dari Anas -semoga Allah meridhoinya- tentang kisah kunjungan yang dilakukan oleh Shofiyyah kepada Nabi -shallallahu alaihi wasallam- yang ketika itu beliau tengah beri'tikaf juga kepergian beliau bersamanya pada malam hari untuk mengantarnya pulang kemudian beliau bertanya saat berpapasan dengan dua orang laki laki dari kaum Anshor,  ketika melihat Nabi -shallallahu alaihi wasallam- keduanya mempercepat jalannya. Maka Rasulullah berkata,”Berjalanlah seperti biasa, karena sesungguhnya dia adalah Shafiyyah bintu Huyai.” Kemudian keduanya berkata, ”Maha Suci Allah ya Rasulullah.” Beliau pun bersabda, “Sesungguhnya syaithon itu mengalir dalam tubuh bani adam seperti aliran darah, sesungguhnya aku khawatir dia memasukkan sesuatu ke dalam hati kalian berdua.” Atau beliau bersabda,”Memasukkan kejahatan”.

وَقَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى الْمَوْصِلِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَحْرٍ، حَدَّثَنَا عِدِيُّ بْنُ أبي عمَارة، حدثنا زيادًا النُّمَيْرِيُّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ الشَّيْطَانَ وَاضِعٌ خَطْمَهُ عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ، فَإِنْ ذَكَرَ خَنَس، وَإِنْ نَسِيَ الْتَقَمَ قَلْبَهُ، فَذَلِكَ الْوَسْوَاسُ الْخَنَّاسُ" غَرِيبٌ.
Dan berkata Al Hafiz Abu Ya’la Al Mausiliy, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Bahar, telah mengabarkan kepada kami Adi bin Abi Imaroh, dan telah mengabarkan kepada kami Ziyad An Numariy, dari Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, ”Sesungguhnya syaithon meletakkan hidungnya di atas hati bani adam, maka jika dia ingat (kepada Allah) syaithon akan menutup (hidungnya), jika dia lupa (berdzikir) maka syaithon akan membisikinya. Dan demikianlah waswas dari syaithon.” Hadits ini Ghorib (asing).

وَقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حدثنا شعبة، عن عَاصِمٍ، سَمِعْتُ أَبَا تَمِيمَةَ يُحَدث عَنْ رَديف رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: عَثَر بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حمارهُ، فَقُلْتُ: تَعِس الشَّيْطَانُ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَا تَقُلْ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ؛ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ، تعاظَم، وَقَالَ: بِقُوَّتِي صَرَعْتُهُ، وَإِذَا قَلْتَ: بِسْمِ اللَّهِ، تَصَاغَرَ حَتَّى يَصِيرَ مِثْلَ الذُّبَابِ".
Berkata Imam Ahmad, mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ja'far dan telah mengabarkan kepada kami Syu’bah, dari Ashim, aku mendengar dari Abu Tamimah, dia menceritakan dari seseorang yang pernah membonceng Rasululloh -sholallohu alaihi wasallam- dia berkata Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- pernah terpeleset lalu kukatakan, ”Celakalah syaiton.” Maka Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, “Janganlah engkau mengatakan: celakalah syaiton, karena sesungguhnya jika engkau mengatakannya niscaya dia akan merasa bertambah besar, dan mengatakan : Dengan kekuatanku aku menjatuhkannya. Dan jika engkau mengucapkan: Bismillah (dengan menyebut nama Allah), niscaya dia akan merasa bertambah kecil, sehingga dia menjadi seperti lalat.”
           
تَفَرَّدَ بِهِ أَحْمَدُ، إِسْنَادُهُ جَيِّدٌ قَوِيٌّ، وَفِيهِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الْقَلْبَ مَتَى ذَكَرَ اللَّهَ تَصَاغَرَ الشَّيْطَانُ وغُلِب، وَإِنْ لَمْ يُذْكَرِ اللَّهَ تَعَاظَمَ وَغَلَبَ.
Diriwayatkan hanya oleh Imam Ahmad dengan sanad yang bagus dan kuat, dan di dalamnya terkandung dalam hal yang menunjukkan bahwa hati jika berdzikir kepada Allah niscaya setan akan merasa bertambah kecil dan kalah dan jika dia tidak berdzikir kepada Allah niscaya syaithon akan merasa bertambah besar dan menang.

وَقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ، حَدَّثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا كَانَ فِي المسجد، جاءه الشيطان فأبس بِهِ كَمَا يُبَس الرَّجُلُ بِدَابَّتِهِ، فَإِذَا سَكَنَ لَهُ زَنَقَهُ -أَوْ: أَلْجَمَهُ". قَالَ أَبُو هُرَيرة: وَأَنْتُمْ تَرَوْنَ ذَلِكَ، أَمَّا الْمَزْنُوقُ فَتَرَاهُ مَائِلًا-كَذَا-لَا يَذْكُرُ اللَّهَ، وَأَمَّا الْمُلْجَمُ فَفَاتِحٌ فَاهُ لَا يَذْكُرُ اللَّهَ، عَزَّ وَجَلَّ. تَفَرَّدَ بِهِ أَحْمَدُ.
Dan berkata Imam Ahmad, telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar Al Hanafi, telah mengabarkan kepada kami Ad Dhohak bin Utsman, dari Sa'id Al Maqburiy, dari Abu Hurairah beliau berkata, bersabda Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-: “Sesungguhnya jika salah salah salah satu diantara kalian berada di dalam masjid, maka syaithon akan mendatanginya dan menundukkannya pelan-pelan, sebagaimana seseorang yang menundukkan hewan peliharaannya. Jika dia diam maka baginya seperti hewan yang ditali kekang.”
Berkata Abu Hurairah: “Sesungguhnya akan kalian melihat tersebut, adapun orang yang ditundukkan (syaithon), maka engkau akan melihatnya kosong dari menyebutkan nama Allah dan orang orang diatas kendalinya, maka dia membuka mulutnya (menguaop) dan tidak menyebutkan nama Allah -Azza wa Jalla-. Imam Ahmad meriwayatkan bersendirian.

وَقَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ: {الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ} قَالَ: الشَّيْطَانُ جَاثِمٌ عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ، فَإِذَا سَهَا وَغَفَلَ وَسْوَسَ، فَإِذَا ذَكَرَ اللَّهُ خَنَس. وَكَذَا قَالَ مُجَاهِدٌ، وَقَتَادَةُ.
Berkata Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas pada firman Allah -subhanahu wa ta'ala-: {waswas syaithon yang tersembunyi} berkata: “Syaithon itu duduk/jongkok di atas hati bani adam, jika dia lalai atau lupa (dari berdzikir kepada Allah) maka dia akan memberikan waswas dan jika dia ingat kepada Allah maka dia akan bersembunyi.” Demikianlah yang dikatakan Mujahid dan Qotadah.
           
وَقَالَ الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِيهِ: ذُكرَ لِي أَنَّ الشَّيْطَانَ، أَوِ: الْوَسْوَاسَ يَنْفُثُ فِي قَلْبِ ابْنِ آدَمَ عِنْدَ الْحُزْنِ وَعِنْدَ الْفَرَحِ، فَإِذَا ذَكَرَ اللَّهُ خَنَسَ.
Berkata Al Mu’tamir bin Sulaiman, dari bapaknya, dikatakan kepadaku bahwasanya syaiton atau was was itu ditiupkan pada hati bani adam ketika manusia bersedih dan sukacita, tapi jika sebutkan Allah dia bersembunyi.

وَقَالَ الْعَوْفِيُّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ: {الْوَسْوَاس} قَالَ: هُوَ الشَّيْطَانُ يَأْمُرُ، فَإِذَا أُطِيعَ خَنَسَ.
Berkata Al ‘Aufi, dari Ibnu Abbas pada firman Allah -subhanahu wa ta'ala- {waswas (bisikan)} berkata: “Yaitu syaithon yang memerintahkannya, dijika dituruti maka syaithon telah menundukkannya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar