Tafsir Surat al-Insaan ayat 1
{هل} قد {أتى على الإنسان} آدم
{حين من الدهر} أربعون سنة {لم يكن} فيه {شيئا مذكورا} كان
فيه مصورا من طين لا يذكر أو المراد بالإنسان الجنس وبالحين مدة الحمل
001. (Bukankah) artinya,
sesungguhnya (telah datang atas manusia) Nabi Adam (satu waktu dari
masa) empat puluh tahun (sedangkan dia belum merupakan) ketika itu (sesuatu
yang dapat disebut) maksudnya, Nabi Adam selama empat puluh tahun masih
tetap berbentuk tanah dan bukan berarti apa-apa. Atau bila yang dimaksud dengan
manusia adalah jenis manusia selain dia, maka yang dimaksud dengan lafal
Al-Hiin atau masa ialah masa mengandung, jadi bukan empat puluh tahun.
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 2
{إنا خلقنا الإنسان} الجنس {من
نطفة أمشاج} أخلاط أي من ماء الرجل وماء المرأة المختلطين الممتزجين {نبتليه}
نختبره بالتكليف والجملة مستأنفة أو حال مقدرة أي مريدين ابتلاءه حين تأهله {فجعلناه}
بسبب ذلك {سميعا بصيرا}
002. (Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia) artinya, jenis manusia (dari setetes mani yang
bercampur) yang bercampur dengan indung telur, yaitu air mani laki-laki
bercampur menjadi satu dengan air mani perempuan (yang Kami hendak
mengujinya) dengan membebankan kewajiban-kewajiban kepadanya; jumlah ayat
ini merupakan jumlah Isti`naf yakni kalimat permulaan; atau dianggap sebagai
Hal dari lafal yang diperkirakan. Yaitu, Kami bermaksud hendak mengujinya
ketika Kami mempersiapkan kejadiannya (karena itu Kami jadikan dia) Kami
menjadikan dia dapat (mendengar dan melihat.)
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 3
{إنا هديناه السبيل} بينا له طريق
الهدى ببعث الرسل {إما شاكرا} أي مؤمنا {وإما كفورا} حالان من
المفعول أي بينا له في حال شكره أو كفره المقدرة وإما لتفصيل الأحوال
003. (Sesungguhnya Kami telah
menunjukinya jalan petunjuk) maksudnya, Kami telah menjelaskan kepadanya
jalan hidayah dengan mengutus rasul-rasul kepada manusia (ada yang bersyukur)
yaitu menjadi orang mukmin (dan ada pula yang kafir) kedua lafal ini,
yakni Syaakiran dan Kafuuran merupakan Haal dari Maf'ul; yakni Kami telah
menjelaskan jalan hidayah kepadanya, baik sewaktu ia dalam keadaan bersyukur
atau pun sewaktu ia kafir sesuai dengan kepastian Kami. Lafal Immaa di sini
menunjukkan rincian tentang keadaan.
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 4
{إنا أعتدنا} هيأنا {للكافرين
سلاسل} يسحبون بها في النار {وأغلالا} في أعناقهم تشد فيها السلاسل {وسعيرا}
نارا مسعرة أي مهيجة يعذبون بها
004. (Sesungguhnya
Kami menyediakan) telah mempersiapkan (bagi orang-orang kafir rantai)
untuk menyeret mereka ke dalam neraka (dan belenggu-belenggu) pada leher
mereka dan rantai itu diikatkan kepadanya (serta neraka Sair) yaitu
neraka yang apinya menyala-nyala dengan besarnya, tempat mereka diazab.
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 5
{إن الأبرار} جمع بر أو بار وهم
المطيعون {يشربون من كأس} هو إناء شرب الخمر وهي فيه والمراد من خمر تسمية
للحال باسم المحل ومن للتبعيض {كان مزاجها} ما تمزج به {كافورا}
005. (Sesungguhnya orang-orang
yang berbuat kebaikan) lafal Al-Abraar bentuk jamak dari lafal Barrun atau
Baarrun, artinya orang-orang yang taat (mereka minum dari gelas) atau
tempat minum, yang berisikan khamar. Maksudnya, mereka meminum khamar. Hal ini
diungkapkan dengan memakai nama alat peminumnya. Huruf Min bermakna Tab'idh (yang
campurannya) yakni khamar itu dicampur dengan (kafur.)
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 6
{عينا} بدل من كافورا فيها رائحته {يشرب
بها} منها {عباد الله} أولياؤه {يفجرونها تفجيرا} يقودونها حيث
شاءوا من منازلهم
006. (Yaitu mata air)
menjadi Badal dari lafal Kaafuur artinya, mata air itu berbau kafur (yang
meminum daripadanya) dari mata air itu (hamba-hamba Allah) yakni
kekasih-kekasih-Nya (yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya)
mereka dapat mengalirkan air dari telaga itu menurut kehendaknya dari
tempat-tempat tinggal mereka.
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 7
{يوفون بالنذر} في طاعة الله {ويخافون
يوما كان شره مستطيرا} منتشرا
007. (Mereka menunaikan nazar)
untuk taat kepada Allah (dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di
mana-mana) menyebar di semua tempat.
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 8
{ويطعمون الطعام على حبه} أي الطعام
وشهوتهم له {مسكينا} فقيرا {ويتيما} لا أب له {وأسيرا} يعني
المحبوس بحق
008. (Dan mereka
memberikan makanan yang disukainya) atau yang digemarinya (kepada orang
miskin) atau orang fakir (anak yatim) anak yang ayahnya sudah tiada
(dan orang yang ditawan) orang yang ditahan karena membela perkara yang
hak.
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 9
{إنما نطعمكم لوجه الله} لطلب ثوابه {لا
نريد منكم جزاء ولا شكورا} شكرا فيه علة الإطعام وهل تكلموا بذلك أو علمه الله
منهم فأثنى عليهم به قولان
009. (Sesungguhnya kami
memberi makanan kepada kalian hanyalah demi karena Allah) demi untuk
mengharapkan pahala-Nya (kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan
tidak pula ucapan terima kasih) berterima kasih atas pemberian makanan itu.
Apakah mereka benar-benar mengucapkan demikian ataukah hal itu telah diketahui
oleh Allah swt. kemudian Allah memuji mereka. Sesungguhnya dengan masalah ini
ada dua pendapat.
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 10
{إنا نخاف من ربنا يوما عبوسا} تكلح
الوجوه فيه أي كريه المنظر لشدته {قمطريرا} شديدا في ذلك
010. (Sesungguhnya kami takut
kepada Rabb kami akan suatu hari yang penuh dengan kemasaman) yaitu
muka-muka pada saat itu bermuram durja dan tidak enak dipandang karena
kepahitannya (lagi penuh dengan kesulitan) yakni hari itu penuh dengan
penderitaan yang sangat parah.
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 11
{فوقاهم الله شر ذلك اليوم ولقاهم}
أعطاهم {نضرة} حسنا وإضاءة في وجوههم {وسرورا}
011. (Maka Allah memelihara
mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka) atau
menghadiahkan kepada mereka (kejernihan) yaitu keindahan dan
kecemerlangan pada wajah-wajah mereka (dan kegembiraan hati.)
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 12
{وجزاهم بما صبروا} بصبرهم عن المعصية
{جنة} أدخلوها {وحريرا} البسوه
012. (Dan Dia
memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka) disebabkan kesabaran
mereka dari perbuatan maksiat (surga) yang mereka dimasukkan ke dalamnya
(dan sutera) yang menjadi pakaian mereka.
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 13
{متكئين} حال من مرفوع أدخلوها المقدر
{فيها على الأرائك} السرر في الحجال {لا يرون} لا يجدون حال ثانية {فيها
شمسا ولا زمهريرا} لا حرا ولا بردا وقيل الزمهرير القمر فهي مضيئة من غير شمس
ولا قمر
013. (Seraya
bersandarkan) menjadi Haal atau kata keterangan keadaan dari Isim yang
dirafa'kan oleh lafal Udkhiluuha. Lafal Udkhiluuhaa ini keberadaannya
diperkirakan (di dalamnya di atas dipan-dipan) atau ranjang-ranjang yang
empuk (mereka tidak melihat) tidak menemukan; menjadi Haal yang kedua (di
dalamnya matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan) maksudnya, di
dalam surga mereka tidak merasakan panasnya matahari yang menyengat, dan tidak
pula dingin yang mencekam. Tetapi menurut suatu pendapat bahwa lafal
Zamhariiran ini artinya bulan. Maknanya, surga tetap terang-benderang sekalipun
tanpa matahari dan bulan.
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 14
{ودانية} قريبة عطف على محل لا يرون
أي غير رائين {عليهم} منهم {ظلالها} شجرها {وذللت قطوفها تذليلا}
أدنيت ثمارها فينالها القائم والقاعد والمضطجع
014. (Dan dekatlah)
di'athafkan secara Mahall kepada lafal Yarauna (di atas mereka) maksudnya,
di antara mereka (naungannya) yaitu naungan pohon-pohon surga (dan
buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya) artinya, buah-buahannya
didekatkan sehingga dapat dipetik baik oleh orang yang berdiri, atau orang yang
duduk, bahkan orang yang sedang berbaring sekalipun.
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 15
{ويطاف عليهم} فيها {بآنية من فضة
وأكواب} أقداح بلا عرى {كانت قواريرا}
015. (Dan diedarkan
kepada mereka) di dalam surga itu (bejana-bejana dari perak dan
piala-piala) atau gelas-gelas yang tanpa pengikat (yang bening laksana kaca.)
--------------------
Tafsir Surat al-Insaan ayat 16
{قوارير من فضة} أي أنها من فضة يرى
باطنها من ظاهرها كالزجاج {قدروها} أي الطائفون {تقديرا} على قدر ري
الشاربين من غير زيادة ولا نقص وذلك ألذ الشراب
016. (Yaitu kaca-kaca dari
perak) gelas-gelas dan piala-piala itu terbuat dari perak yang bagian dalamnya
dapat dilihat dari luar, sehingga tampak bening sebening kaca (yang telah
diukur mereka) yakni oleh pelayan-pelayan yang mengedarkannya (dengan
sebaik-baiknya) sesuai dengan kecukupan minum orang-orang yang meminumnya,
tidak lebih dan tidak pula kurang; cara minum yang demikian itu merupakan cara
minum yang paling nikmat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar