Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 1
{يَا أَيّهَا الْمُدَّثِّر} النَّبِيّ
صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْله الْمُتَدَثِّر أُدْغِمَتْ التَّاء فِي
الدَّال أَيْ الْمُتَلَفِّف بِثِيَابِهِ عِنْد نُزُول الْوَحْي عَلَيْهِ
001. (Hai orang yang
berselimut!) yakni Nabi saw. Bentuk asal lafal al-muddatstsir ialah
al-mutadatstsir, kemudian huruf ta diidgamkan kepada huruf dal sehingga jadilah
al-Muddatstsir, artinya orang yang menyelimuti dirinya dengan pakaiannya
sewaktu wahyu turun kepadanya.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 2
{قُمْ فَأَنْذِرْ} خَوِّفْ أَهْل
مَكَّة النَّار إنْ لَمْ يُؤْمِنُوا
002. (Bangunlah, lalu berilah
peringatan) maksudnya pertakutilah penduduk Mekah dengan neraka jika mereka
tidak mau beriman.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 3
{وَرَبّك فَكَبِّرْ} عَظِّمْ عَنْ
إشْرَاك الْمُشْرِكِينَ
003. (Dan Rabbmu agungkanlah)
agungkanlah Dia dari persekutuan yang diada-adakan oleh orang-orang musyrik.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 4
{وَثِيَابك فَطَهِّرْ} عَنْ
النَّجَاسَة أَوْ قَصِّرْهَا خِلَاف جَرّ الْعَرَب ثِيَابهمْ خُيَلَاء فَرُبَّمَا
أَصَابَتْهَا نَجَاسَة
004. (Dan pakaianmu bersihkanlah)
dari najis, atau pendekkanlah pakaianmu sehingga berbeda dengan kebiasaan
orang-orang Arab yang selalu menguntaikan pakaian mereka hingga menyentuh tanah
di kala mereka menyombongkan diri, karena dikhawatirkan akan terkena barang
yang najis.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 5
{وَالرُّجْز} فَسَّرَهُ النَّبِيّ
صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْأَوْثَانِ {فَاهْجُرْ} أَيْ دُمْ
عَلَى هَجْره
005. (Dan perbuatan dosa)
lafal Ar-Rujza ditafsirkan oleh Nabi saw. berhala-berhala (tinggalkanlah) hal
itu untuk selama-lamanya.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 6
{وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِر}
بِالرَّفْعِ حَال أَيْ لَا تُعْطِ شَيْئًا لِتَطْلُب أَكْثَر مِنْهُ وَهَذَا خَاصّ
بِهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَنَّهُ مَأْمُور بِأَجْمَل الْأَخْلَاق
وَأَشْرَف الْآدَاب
006. (Dan janganlah
kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak) lafal
Tastaktsiru dibaca Rafa' berkedudukan sebagai Haal atau kata keterangan
keadaan. Maksudnya, janganlah kamu memberi sesuatu dengan tujuan untuk
memperoleh balasan yang lebih banyak dari apa yang telah kamu berikan. Hal ini
khusus berlaku hanya bagi Nabi saw. karena sesungguhnya dia diperintahkan untuk
mengerjakan akhlak-akhlak yang paling mulia dan pekerti yang paling baik.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 7
{وَلِرَبِّك فَاصْبِرْ} عَلَى
الْأَوَامِر وَالنَّوَاهِي
007. (Dan kepada Rabbmu
bersabarlah) di dalam melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi
larangan-larangan-Nya.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 8
{فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُور}
نُفِخَ فِي الصُّور وَهُوَ الْقَرْن النَّفْخَة الثَّانِيَة
008. (Apabila ditiup
sangkakala) untuk tiupan yang kedua, guna membangkitkan manusia.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 9
{فَذَلِكَ} أَيْ وَقْت النَّقْر {يَوْمئِذٍ}
بَدَل مِمَّا قَبْله الْمُبْتَدَأ وَبُنِيَ لِإِضَافَتِهِ إلَى غَيْر مُتَمَكِّن
وَخَبَر الْمُبْتَدَأ {يَوْم عَسِير} وَالْعَامِل فِي إذَا مَا دَلَّتْ
عَلَيْهِ الْجُمْلَة اشْتَدَّ الْأَمْر
009. (Maka waktu itu)
waktu peniupan sangkakala yang kedua (adalah waktu) lafal Yaumaidzin
berkedudukan menjadi Badal dari lafal yang sebelumnya, dan sekaligus menjadi
Mubtada. Lafal Yaumaidzin dimabnikan karena mengingat dimudhafkan kepada Isim
yang Ghairu Mutamakkin. Kemudian yang menjadi Khabarnya ialah (datangnya
hari yang sulit) Amil yang mempengaruhi lafal Idza adalah kalimat yang
disimpulkan dari pengertian keseluruhannya. Yakni pada hari itu perkara
dirasakan amat berat.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 10
{عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْر يَسِير}
فِيهِ دَلَالَة عَلَى أَنَّهُ يَسِير عَلَى الْمُؤْمِنِينَ فِي عُسْره
010. (Bagi orang-orang kafir
lagi tidak mudah) di dalam ungkapan ini terkandung pengertian, bahwa
keadaan pada hari itu dirasakan amat ringan oleh orang-orang yang beriman di
balik kesulitan yang dirasakan oleh orang-orang kafir.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 11
{ذَرْنِي} اُتْرُكْنِي {وَمَنْ
خَلَقْت} عَطْف عَلَى الْمَفْعُول أَوْ مَفْعُول مَعَهُ {وَحِيدًا}
حَال مِنْ مَنْ أَوْ مِنْ ضَمِيره الْمَحْذُوف مِنْ خَلَقْت مُنْفَرِدًا بِلَا
أَهْل وَلَا مَال هُوَ الْوَلِيد بْن المغيرة المخزومي
011. (Biarkanlah Aku)
artinya, serahkanlah kepada-Ku (untuk menindak orang yang Aku ciptakan)
lafal Waman di'athafkan kepada Maf'ul atau kepada Maf'ul Ma'ah (dalam
keadaan sendirian) menjadi Haal atau kata keterangan keadaan bagi lafal
Man, atau bagi Dhamirnya yang tidak disebutkan. Maksudnya, orang yang
diciptakan-Nya hanya dia sendiri, tanpa keluarga, tanpa harta benda, dia adalah
Walid bin Mughirah Al-Makhzumi.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 12
{وَجَعَلْت لَهُ مَالًا مَمْدُودًا}
وَاسِعًا مُتَّصِلًا مِنْ الزُّرُوع وَالضُّرُوع وَالتِّجَارَة
012. (Dan Aku jadikan baginya
harta benda yang banyak) harta yang luas dan berlimpah, berupa
tanam-tanaman, susu perahan, dan perniagaan.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 13
{وَبَنِينَ} عَشَرَة أَوْ أَكْثَر {شُهُودًا}
يَشْهَدُونَ الْمَحَافِل وتسمع شهاداتهم
013. (Dan anak-anak) yang
jumlahnya sepuluh orang atau lebih (yang selalu bersama dia) di kala
menyaksikan perayaan-perayaan dan kamu pun mendengar tentang persaksian mereka
itu.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 14
{وَمَهَّدْت} بَسَطْت {لَهُ}
فِي الْعَيْش وَالْعُمُر وَالْوَلَد {تمهيدا}
014. (Dan
Kulapangkan) Kuluaskan (baginya) kehidupan, umurnya dan anak-anak
yang dimilikinya (dengan selapang-lapangnya.)
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 15
{ثم يطمع أن أزيد}
015. (Kemudian dia ingin
sekali supaya Aku menambahkannya.)
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 16
{كَلَّا} لَا أَزِيدهُ عَلَى ذَلِكَ {إنَّهُ
كَانَ لِآيَاتِنَا} الْقُرْآن {عَنِيدًا} مُعَانِدًا
016. (Sekali-kali tidak)
Aku tidak akan memberikan tambahan lagi kepadanya selain dari hal tersebut (karena
sesungguhnya dia terhadap ayat-ayat Kami) yakni terhadap Alquran (selalu
menentang) selalu melawan dan ingkar.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 17
{سَأُرْهِقُهُ} أُكَلِّفهُ {صَعُودًا}
مَشَقَّة مِنْ الْعَذَاب أَوْ جَبَلًا مِنْ نَار يَصْعَد فِيهِ ثُمَّ يَهْوِي أبدا
017. (Aku akan membebaninya)
Aku akan memberatinya (mendaki pendakian yang memayahkan) yaitu
kepayahan karena azab; atau gunung api yang dia daki, kemudian dia jatuh,
demikianlah untuk selama-lamanya.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 18
{إنَّهُ فَكَّرَ} فِيمَا يَقُول فِي
الْقُرْآن الَّذِي سَمِعَهُ مِنْ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {وَقَدَّرَ}
فِي نَفْسه ذَلِكَ
018. (Sesungguhnya dia telah
memikirkan) tentang apa yang dikatakannya mengenai Alquran yang ia dengar
dari Nabi saw. (dan menetapkan) di dalam dirinya hal tersebut.
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 19
{فَقُتِلَ} لُعِنَ وَعُذِّبَ {كَيْفَ
قَدَّرَ} عَلَى أَيّ حال كان تقديره
019. (Maka celakalah dia)
dikutuk dan diazablah dia. (Bagaimanakah dia menetapkan?) maksudnya,
keadaan apakah yang telah ditetapkannya itu?
--------------------
Tafsir Surat al-Mudatstsir ayat 20
{ثم قتل كيف قدر}
020. (Kemudian celakalah dia.
Bagaimanakah dia menetapkan?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar