Tafsir Surat
al-Muzzammil ayat 14
{يَوْم تَرْجُف} تُزَلْزَل {الْأَرْض
وَالْجِبَال وَكَانَتْ الْجِبَال كَثِيبًا} رَمْلًا مُجْتَمِعًا {مَهِيلًا}
سَائِلًا بَعْد اجْتِمَاعه وَهُوَ مِنْ هَالَ يَهِيل وَأَصْله مَهْيُول
اُسْتُثْقِلَتْ الضَّمَّة عَلَى الْيَاء فَنُقِلَتْ إلَى الْهَاء وَحُذِفَتْ
الْوَاو ثَانِي السَّاكِنَيْنِ لِزِيَادَتِهَا وَقُلِبَتْ الضَّمَّة كَسْرَة
لمجانسة الياء
014. (Pada hari berguncang)
karena gempa yang dahsyat (bumi dan gunung-gunung, dan menjadilah
gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan) tumpukan-tumpukan pasir (yang
beterbangan) menjadi debu yang beterbangan yang pada sebelumnya kokoh
bersatu. Lafal mahiilan berasal dari lafal haala, yahiilu; bentuk asalnya
adalah mahyuulun, kemudian karena mengingat harakat dhammah dianggap berat atas
huruf ya, maka dipindahkan kepada huruf ha, sehingga jadilah mahuwylun.
Kemudian huruf wawu dibuang karena mengingat kedudukannya yang zaidah, sehingga
jadilah mahuylun, selanjutnya harakat damah diganti menjadi kasrah untuk
menyesuaikannya dengan huruf ya, sehingga jadilah mahiilun.
--------------------
Tafsir Surat
al-Muzzammil ayat 15
{إنَّا أَرْسَلْنَا إلَيْكُمْ} يَا
أَهْل مَكَّة {رَسُولًا} هُوَ مُحَمَّد صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {شَاهِدًا
عَلَيْكُمْ} يَوْم الْقِيَامَة بِمَا يَصْدُر مِنْكُمْ مِنْ الْعِصْيَان {كَمَا
أَرْسَلْنَا إلَى فِرْعَوْن رَسُولًا} هُوَ مُوسَى عَلَيْهِ الصَّلَاة
وَالسَّلَام
015. (Sesungguhnya Kami telah
mengutus kepada kalian) hai penduduk Mekah (seorang rasul) yakni
Nabi Muhammad saw. (yang menjadi saksi terhadap kalian) kelak di hari
kiamat, tentang kedurhakaan-kedurhakaan yang telah kalian kerjakan (sebagaimana
Kami telah mengutus, dahulu, seorang rasul kepada Firaun) yakni Nabi Musa
a.s.
--------------------
Tafsir Surat
al-Muzzammil ayat 16
{فَعَصَى فِرْعَوْن الرَّسُول
فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا} شَدِيدًا
016. (Maka Firaun mendurhakai
rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat) atau azab yang
keras.
--------------------
Tafsir Surat
al-Muzzammil ayat 17
{فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إنْ كَفَرْتُمْ}
فِي الدُّنْيَا {يَوْمًا} مَفْعُول تَتَّقُونَ أَيْ عَذَابه بِأَيِّ حِصْن
تَتَحَصَّنُونَ مِنْ عَذَاب يَوْم {يَجْعَل الْوِلْدَان شِيبًا} جَمْع أَشْيَب
لِشِدَّةِ هَوْله وَهُوَ يَوْم الْقِيَامَة وَالْأَصْل فِي شِين شِيبًا الضَّمّ
وَكُسِرَتْ لِمُجَانَسَةِ الْيَاء وَيُقَال فِي الْيَوْم الشَّدِيد يَوْم يَشِيب
نَوَاصِي الْأَطْفَال وَهُوَ مَجَاز وَيَجُوز أَنْ يَكُون الْمُرَاد فِي الْآيَة
الْحَقِيقَة
017. (Maka
bagaimanakah kalian dapat memelihara diri kalian jika tetap kafir) di dunia
(kepada hari) lafal yauman menjadi maf'ul kedua dari lafal tattaquuna.
Yakni memelihara diri dari azab hari itu. Atau dengan kata lain, dengan benteng
apakah kalian memelihara diri dari azab pada hari itu (yang menjadikan
anak-anak beruban) lafal syiiban bentuk jamak dari lafal asyyab; dikatakan
anak-anak beruban, sebagai gambaran tentang hari itu yang penuh dengan
kengerian yang sangat mencekam; hari yang dimaksud adalah hari kiamat. Bentuk
asal lafal syiiban adalah syuyban, dengan memakai harakat damah pada huruf
syin. Kemudian harakat itu diganti menjadi kasrah demi untuk menyelaraskannya
dengan huruf ya yang jatuh sesudahnya, sehingga jadilah syiiban. Dikatakan di
dalam menggambarkan hari yang penuh dengan malapetaka, yaumun yusyiibu nawaashial
athfaali, yakni hari yang dapat membuat ubun-ubun anak-anak beruban. Ungkapan
ini adalah ungkapan majaz atau kata kiasan. Akan tetapi boleh juga makna yang
terkandung di dalam ayat ini dimaksud adalah makna hakiki bukan majazi.
--------------------
Tafsir Surat
al-Muzzammil ayat 18
{السَّمَاء مُنْفَطِر} ذَات انْفِطَار
أَيْ انْشِقَاق {بِهِ} بِذَلِكَ الْيَوْم لِشِدَّتِهِ {كَانَ وَعْده}
تَعَالَى بِمَجِيءِ ذَلِكَ {مَفْعُولًا} أَيْ هُوَ كَائِن لَا مَحَالَة
018. (Langit pun menjadi pecah
belah) menjadi retak dan pecah-pecah (pada hari itu) mengingat beratnya
hari itu. (Adalah janji Dia) janji Allah swt. mengenai kedatangan hari
itu (pasti terlaksana) pasti terjadi.
--------------------
Tafsir Surat
al-Muzzammil ayat 19
{إنَّ هَذِهِ} الْآيَات الْمَخُوفَة {تَذْكِرَة}
عِظَة لِلْخَلْقِ {فمن شاء اتخذ إلى ربه سبيلا} طريقا بالإيمان والطاعة
019. (Sesungguhnya ini)
yaitu ayat-ayat yang memperingatkan ini (adalah suatu peringatan) suatu
nasihat bagi semua makhluk. (Maka barang siapa yang menghendaki niscaya ia
menempuh jalan kepada Rabbnya) menempuh jalan yang menyampaikan kepada-Nya,
yaitu melalui iman dan taat kepada-Nya.
--------------------
Tafsir Surat
al-Muzzammil ayat 20
{إنَّ رَبّك يَعْلَم أَنَّك تَقُوم
أَدْنَى} أَقَلّ {مِنْ ثُلُثَيْ اللَّيْل وَنِصْفه وَثُلُثه}
بِالْجَرِّ عَطْف عَلَى ثُلُثَيْ وَبِالنَّصْبِ عَلَى أَدْنَى وَقِيَامه كَذَلِكَ
نَحْو مَا أَمَرَ بِهِ أَوَّل السُّورَة {وَطَائِفَة مِنْ الَّذِينَ مَعَك}
عَطْف عَلَى ضَمِير تَقُوم وَجَازَ مِنْ غَيْر تَأْكِيد لِلْفَصْلِ وَقِيَام
طَائِفَة مِنْ أَصْحَابه كَذَلِكَ لِلتَّأَسِّي بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ كَانَ لَا
يَدْرِي كَمْ صَلَّى مِنْ اللَّيْل وَكَمْ بَقِيَ مِنْهُ فَكَانَ يَقُوم اللَّيْل
كُلّه احْتِيَاطًا فَقَامُوا حَتَّى انْتَفَخَتْ أَقْدَامهمْ سَنَة أَوْ أكثر فخفف
عنهم قال تعالى {وَاَللَّه يُقَدِّر} يُحْصِي {اللَّيْل وَالنَّهَار
عَلِمَ إنْ} مُخَفَّفَة مِنْ الثَّقِيلَة وَاسْمهَا مَحْذُوف أَيْ أنه {لَنْ
تُحْصُوهُ} أَيْ اللَّيْل لِتَقُومُوا فِيمَا يَجِب الْقِيَام فِيهِ إلَّا
بِقِيَامِ جَمِيعه وَذَلِكَ يَشُقّ عَلَيْكُمْ {فَتَابَ عَلَيْكُمْ} رَجَعَ
بِكُمْ إلَى التَّخْفِيف {فاقرؤوا مَا تَيَسَّرَ مِنْ الْقُرْآن} فِي
الصَّلَاة بِأَنْ تُصَلُّوا مَا تَيَسَّرَ {عَلِمَ أَنْ} مُخَفَّفَة مِنْ
الثَّقِيلَة أَيْ أَنَّهُ {سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ
فِي الْأَرْض} يُسَافِرُونَ {يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْل اللَّه}
يَطْلُبُونَ مِنْ رِزْقه بِالتِّجَارَةِ وَغَيْرهَا {وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ
فِي سَبِيل اللَّه} وَكُلّ مِنْ الْفِرَق الثَّلَاثَة يَشُقّ عَلَيْهِمْ مَا ذُكِرَ
فِي قِيَام اللَّيْل فَخَفَّفَ عَنْهُمْ بِقِيَامِ مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ثم نسخ
ذلك بالصلوات الخمس {فاقرؤوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ} كَمَا تَقَدَّمَ {وَأَقِيمُوا
الصَّلَاة} الْمَفْرُوضَة {وَآتُوا الزَّكَاة وَأَقْرِضُوا اللَّه}
بِأَنْ تُنْفِقُوا مَا سِوَى الْمَفْرُوض مِنْ الْمَال فِي سَبِيل الْخَيْر {قَرْضًا
حَسَنًا} عَنْ طِيب
قَلْب {وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْر تَجِدُوهُ عِنْد اللَّه
هُوَ خَيْرًا} مِمَّا خَلَفْتُمْ وَهُوَ فَصْل وَمَا بَعْده وَإِنْ لَمْ
يَكُنْ مَعْرِفَة يُشْبِههَا لِامْتِنَاعِهِ مِنْ التَّعْرِيف {وَأَعْظَم
أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّه إنَّ الله غفور رحيم} للمؤمنين
020. (Sesungguhnya Rabbmu
mengetahui bahwasanya kamu berdiri, salat, kurang) kurang sedikit (dari
dua pertiga malam, atau seperdua malam, atau sepertiganya) jika dibaca
nishfihi dan tsulutsihi berarti diathafkan kepada lafal tsulutsay; dan jika
dibaca nishfahu dan tsulutsahu berarti diathafkan kepada lafal adnaa.
Pengertian berdiri atau melakukan salat sunat di malam hari di sini
pengertiannya sama dengan apa yang terdapat di awal surah ini, yakni sesuai
dengan apa yang telah diperintahkan Allah kepadanya (dan segolongan dari
orang-orang yang bersama kamu) lafal ayat ini diathafkan kepada dhamir yang
terkandung di dalam lafal taquumu, demikian pula sebagian orang-orang yang
bersamamu. Pengathafan ini diperbolehkan sekalipun tanpa mengulangi huruf
taukidnya, demikian itu karena mengingat adanya fashl atau pemisah. Makna ayat
secara lengkap, dan segolongan orang-orang yang bersama kamu yang telah
melakukan hal yang sama. Mereka melakukan demikian mengikuti jejak Nabi saw.
sehingga disebutkan, bahwa ada di antara mereka orang-orang yang tidak
menyadari berapa rakaat salat malam yang telah mereka kerjakan, dan waktu malam
tinggal sebentar lagi. Sesungguhnya Nabi saw. selalu melakukan salat sunah
sepanjang malam, karena demi melaksanakan perintah Allah secara hati-hati. Para
sahabat mengikuti jejaknya selama satu tahun, atau lebih dari satu tahun,
sehingga disebutkan bahwa telapak-telapak kaki mereka bengkak-bengkak karena terlalu
banyak salat. Akhirnya Allah swt. memberikan keringanan kepada mereka. (Dan
Allah menetapkan) menghitung (ukuran malam dan siang. Dia mengetahui
bahwa) huruf an adalah bentuk takhfif dari anna sedangkan isimnya tidak
disebutkan, asalnya ialah annahu (kalian sekali-kali tidak dapat menentukan
batas waktu-waktu itu) yaitu waktu malam hari. Kalian tidak dapat melakukan
salat malam sesuai dengan apa yang diwajibkan atas kalian melainkan kalian
harus melakukannya sepanjang malam. Dan yang demikian itu memberatkan kalian (maka
Dia mengampuni kalian) artinya, Dia mencabut kembali perintah-Nya dan
memberikan keringanan kepada kalian (karena itu bacalah apa yang mudah dari
Alquran) dalam salat kalian (Dia mengetahui, bahwa) huruf an adalah
bentuk takhfif dari anna, lengkapnya annahu (akan ada di antara kalian
orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi) atau
melakukan perjalanan (mencari sebagian karunia Allah) dalam rangka
mencari rezeki-Nya melalui berniaga dan lain-lainnya (dan orang-orang yang
lain lagi, mereka berperang di jalan Allah) ketiga golongan orang-orang
tersebut, amat berat bagi mereka hal-hal yang telah disebutkan tadi menyangkut
salat malam. Akhirnya Allah memberikan keringanan kepada mereka, yaitu mereka
diperbolehkan melakukan salat malam sebatas kemampuan masing-masing. Kemudian
ayat ini dinasakh oleh ayat yang mewajibkan salat lima waktu (maka bacalah
apa yang mudah dari Alquran) sebagaimana yang telah disebutkan di atas (dan
dirikanlah salat) fardu (tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman
kepada Allah) seumpamanya kalian membelanjakan sebagian harta kalian yang
bukan zakat kepada jalan kebajikan (pinjaman yang baik) yang ditunaikan
dengan hati yang tulus ikhlas. (Dan kebaikan apa saja yang kalian perbuat
untuk diri kalian, niscaya kalian akan memperoleh balasannya di sisi Allah
sebagai balasan yang jauh lebih baik) dari apa yang telah kalian berikan.
Lafal huwa adalah dhamir fashal. Lafal maa sekalipun bukan termasuk isim
makrifat akan tetapi diserupakan dengan isim makrifat karena tidak menerima
takrif (dan yang paling besar pahalanya. Mohonlah ampun kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) kepada orang-orang
mukmin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar