Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 1
{سأل سائل} دعا داع {بعذاب واقع}
001. (Seseorang telah meminta)
yakni berdoa meminta (kedatangan azab yang akan menimpa.)
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 2
{لِلْكَافِرِينَ لَيْسَ لَهُ دَافِع}
هُوَ النَّضْر بْن الْحَارِث قَالَ {اللَّهُمَّ إنْ كَانَ هَذَا هُوَ الحق}
الآية
002. (Untuk orang-orang kafir,
yang tidak seorang pun dapat menolaknya) dia adalah Nadhr bin Haris, ia
mengatakan di dalam permintaannya, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya,
"Ya Allah, jika betul (Alquran) ini, dialah yang benar dari sisi
Engkau..." (Q.S. Al-Anfal 32)
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 3
{مِنْ اللَّه} مُتَّصِل بِوَاقِعِ {ذِي
الْمَعَارِج} مَصَاعِد الْمَلَائِكَة وَهِيَ السَّمَاوَات
003. (Yang datang dari Allah)
lafal minallaah ini berkaitan erat dengan lafal Waaqi' yang ada di akhir ayat
pertama (yang mempunyai tempat-tempat naik) tempat-tempat naik bagi para
malaikat, yaitu langit.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 4
{تَعْرُج} بِالتَّاءِ وَالْيَاء {الْمَلَائِكَة
وَالرُّوح} جِبْرِيل {إلَيْهِ} إلَى مَهْبِط أَمْره مِنْ السَّمَاء {فِي
يَوْم} مُتَعَلِّق بِمَحْذُوفٍ أَيْ يَقَع الْعَذَاب بِهِمْ فِي يَوْم
الْقِيَامَة {كَانَ مِقْدَاره خَمْسِينَ أَلْف سَنَة} بِالنِّسْبَةِ إلَى
الْكَافِر لِمَا يَلْقَى فِيهِ مِنْ الشَّدَائِد وَأَمَّا الْمُؤْمِن فَيَكُون
أَخَفّ عَلَيْهِ مِنْ صَلَاة مَكْتُوبَة يُصَلِّيهَا فِي الدُّنْيَا كَمَا جَاءَ
فِي الحديث
004. (Naiklah) dapat
dibaca ta`ruju dan ya`ruju (malaikat-malaikat dan Jibril) Malaikat
Jibril (kepada-Nya) kepada tempat turun bagi perintah-Nya di langit (dalam
sehari) lafal fii yaumin bertaalluq kepada lafal yang tidak disebutkan,
azab menimpa orang-orang kafir pada hari kiamat (yang kadarnya lima puluh
ribu tahun) ini menurut apa yang dirasakan oleh orang kafir, karena
penderitaan dan kesengsaraan yang mereka temui di hari itu. Adapun orang yang
beriman merasakan hal itu amat pendek, bahkan lebih pendek daripada satu kali
salat fardu yang dilakukan sewaktu di dunia. Demikianlah menurut keterangan yang
disebutkan di dalam hadis.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 5
{فَاصْبِرْ} وَهَذَا قَبْل أَنْ
يُؤْمَر بِالْقِتَالِ {صَبْرًا جَمِيلًا} أَيْ لَا جَزَع فِيهِ
005. (Maka bersabarlah kamu)
ayat ini diturunkan sebelum ada perintah berperang (dengan sabar yang baik)
sabar yang tidak disertai dengan gelisah.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 6
{إنَّهُمْ يَرَوْنَهُ} أَيْ الْعَذَاب
{بَعِيدًا} غَيْر وَاقِع
006. (Sesungguhnya mereka
memandangnya) memandang azab itu (jauh) artinya mustahil akan
terjadi.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 7
{وَنَرَاهُ قَرِيبًا} وَاقِعًا لَا
مَحَالَة
007. (Sedangkan Kami
memandangnya dekat) pasti terjadi.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 8
{يَوْم تَكُون السَّمَاء} مُتَعَلِّق
بِمَحْذُوفٍ تَقْدِيره يَقَع {كَالْمُهْلِ} كَذَائِبِ الْفِضَّة
008. (Pada hari ketika langit)
lafal ayat ini bertaalluq kepada lafal yang tidak disebutkan, yaitu azab itu
terjadi pada hari ketika langit (menjadi seperti luluhan perak) seperti
leburan perak.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 9
{وَتَكُون الْجِبَال كَالْعِهْنِ}
كَالصُّوفِ فِي الْخِفَّة وَالطَّيَرَان بالريح
009. (Dan gunung-gunung
menjadi seperti bulu) maksudnya bagaikan bulu domba ringannya, terbawa
terbang oleh angin.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 10
{وَلَا يَسْأَل حَمِيم حَمِيمًا}
قَرِيب قَرِيبه لِاشْتِغَالِ كل بحاله
010. (Dan tidak ada seorang
teman akrab pun menanyakan temannya) tiada karib kerabat yang menanyakan
kerabatnya, karena pada hari itu masing-masing orang disibukkan oleh keadaannya
sendiri.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 11
{يُبَصَّرُونَهُمْ} أَيْ يُبْصِر
الْأَحْمَاء بَعْضهمْ بَعْضًا وَيَتَعَارَفُونَ وَلَا يَتَكَلَّمُونَ وَالْجُمْلَة
مُسْتَأْنَفَة {يَوَدّ الْمُجْرِم} يَتَمَنَّى الْكَافِر {لَوْ}
بِمَعْنَى أَنْ {يَفْتَدِي مِنْ عَذَاب يومئذ} بكسر الميم وفتحها {ببنيه}
011. (Sedangkan
mereka saling melihat) sebagian teman-teman akrab itu saling melihat kepada
sebagian yang lain, dan mereka saling mengenal antara yang satu dengan yang
lainnya akan tetapi mereka tiada berkata barang sepatah pun. Jumlah ayat ini
merupakan kalimat baru atau jumlah isti'naf. (Orang kafir ingin) ia
berharap (kalau sekiranya) lafal lau di sini bermakna an, yakni
bahwasanya (dia dapat menebus dirinya dari azab hari itu) dapat dibaca
yaumi'idzin dan yauma'idzin (dengan anak-anaknya.)
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 12
{وصاحبته} زوجته {وأخيه}
012. (Dan istrinya) atau
teman hidupnya (dan saudaranya.)
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 13
{وفصيلته} عشيرته لفصله منها {التي
تؤويه} تضمه
013. (Dan kaum familinya)
atau famili-familinya, mereka dinamakan fashiilah karena orang yang
bersangkutan terpisah hubungannya dengan mereka (yang melindunginya)
yang pernah mengasuhnya.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 14
{وَمَنْ فِي الْأَرْض جَمِيعًا ثُمَّ
يُنْجِيه} ذَلِكَ الافتداء عَطْف عَلَى يَفْتَدِي
014. (Dan orang-orang di atas
bumi seluruhnya, kemudian mengharapkan tebusan itu dapat menyelamatkannya) dapat
membebaskannya dari azab itu. Lafal ayat ini diathafkan kepada lafal yaftadii.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 15
{كَلَّا} رَدّ لِمَا يَوَدّهُ {إنَّهَا}
أَيْ النَّار {لَظَى} اسْم لِجَهَنَّم لِأَنَّهَا تَتَلَظَّى أَيْ
تَتَلَهَّب على الكفار
015. (Sekali-kali tidak dapat)
lafal ini merupakan sanggahan terhadap apa yang dia harapkan itu (sesungguhnya
neraka ini) neraka yang mereka saksikan itu (adalah api yang bergejolak)
lafal lazhaa adalah nama lain dari neraka Jahanam, dinamakan demikian karena
apinya bergejolak membakar orang-orang kafir.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 16
{نَزَّاعَة لِلشَّوَى} جَمْع شَوَاة
وَهِيَ جِلْدَة الرَّأْس
016. (Yang
mengelupaskan kulit kepala) asy-syawaa bentuk jamak dari lafal syawaatun,
artinya kulit kepala.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 17
{تَدْعُوا مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى}
عَنْ الْإِيمَان بِأَنْ تَقُول إلَيَّ إلَيَّ
017. (Yang memanggil orang
yang membelakang dan yang berpaling) dari iman; sebab neraka Jahanam itu
mengatakan kepada mereka kemarilah, kemarilah.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 18
{وَجَمَعَ} الْمَال {فَأَوْعَى}
أَمْسَكَهُ فِي وِعَائِهِ وَلَمْ يُؤَدِّ حَقَّ اللَّه مِنْهُ
018. (Serta
mengumpulkan) harta (lalu menyimpannya) menaruhnya di dalam peti
simpanan dan tidak menunaikan hak Allah yang ada pada harta bendanya itu.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 19
{إنَّ الْإِنْسَان خُلِقَ هَلُوعًا}
حَال مُقَدَّره وَتَفْسِيره
019. (Sesungguhnya manusia
diciptakan bersifat keluh-kesah) lafal haluu`an merupakan hal atau kata
keterangan keadaan dari lafal yang tidak disebutkan, dan sekaligus sebagai
penafsirnya.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 20
{إذَا مَسَّهُ الشَّرّ جَزُوعًا}
وَقْت مَسّ الشَّرّ
020. (Apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah) atau sewaktu ia ditimpa keburukan berkeluh
kesah.
--------------------
Tafsir
Surat al-Ma’aarij ayat 21
{وإذا مسه الخير منوعا} وقت مس
الْخَيْر أَيْ الْمَال لِحَقِّ اللَّه مِنْهُ
021. (Dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir) sewaktu ia mendapat harta benda ia kikir, tidak mau
menunaikan hak Allah yang ada pada hartanya itu.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 22
{إلَّا الْمُصَلِّينَ} أَيْ
الْمُؤْمِنِينَ
022. (Kecuali orang-orang yang
mengerjakan salat) yakni, orang-orang yang beriman.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 23
{الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتهمْ
دَائِمُونَ} مُوَاظِبُونَ
023. (Yang mereka itu tetap
mengerjakan salatnya) terus-menerus mengerjakannya.
--------------------
Tafsir Surat
al-Ma’aarij ayat 24
{وَاَلَّذِينَ فِي أَمْوَالهمْ حَقّ
مَعْلُوم} هُوَ الزَّكَاة
024. (Dan orang-orang yang
dalam hartanya tersedia bagian tertentu) yakni zakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar