Surat an Nas (Manusia)
- - - - -
Tafsir Surat an Nas ayat 1
{قُلْ أَعُوذ بِرَبِّ النَّاس}
خَالِقهمْ وَمَالِكهمْ خُصُّوا بالذكر تشريفا لهم ومناسبة للاستعاذة من شر الموسوس
في صدورهم
001. (Katakanlah,
"Aku berlindung kepada Rabb manusia) Yang menciptakan dan Yang
memiliki mereka; di sini manusia disebutkan secara khusus sebagai penghormatan
buat mereka; dan sekaligus untuk menyesuaikan dengan pengertian Isti'adzah dari
kejahatan yang menggoda hati mereka.
---------------------------------------------------------------------------------------
Tafsir Surat an Nas ayat 2
{ملك
الناس}
002. (Raja manusia.)
---------------------------------------------------------------------------------------
Tafsir Surat an Nas ayat 3
{إِلَه
النَّاس} بَدَلَانِ أَوْ صِفَتَانِ أَوْ عَطْفَا بَيَان وَأَظْهَر الْمُضَاف
إِلَيْهِ فِيهِمَا زِيَادَة لِلْبَيَانِ
003. (Sesembahan
manusia) kedua ayat tersebut berkedudukan sebagai Badal atau sifat, atau
'Athaf Bayan, kemudian Mudhaf Ilaih. Lafal An-Naas disebutkan di dalam kedua
ayat ini, dimaksud untuk menambah jelas makna.
---------------------------------------------------------------------------------------
Tafsir Surat an Nas ayat 4
{مِنْ
شَرّ الْوَسْوَاس} الشَّيْطَان سُمِّيَ بِالْحَدَثِ لِكَثْرَةِ مُلَابَسَته
لَهُ {الْخَنَّاس} لِأَنَّهُ يَخْنِس وَيَتَأَخَّر عَنْ الْقَلْب كُلَّمَا
ذُكِرَ اللَّه
004. (Dari
kejahatan bisikan) setan; setan dinamakan bisikan karena kebanyakan godaan
yang dilancarkannya itu melalui bisikan (yang biasa bersembunyi) karena
setan itu suka bersembunyi dan meninggalkan hati manusia bila hati manusia
ingat kepada Allah.
---------------------------------------------------------------------------------------
Tafsir Surat an Nas ayat 5
{الَّذِي
يُوَسْوِس فِي صُدُور النَّاس} قُلُوبهمْ إِذَا غَفَلُوا عَنْ ذِكْر اللَّه
005. (Yang
membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia) ke dalam kalbu manusia di kala
mereka lalai mengingat Allah.
---------------------------------------------------------------------------------------
Tafsir Surat an Nas ayat 6
{مِنْ
الْجِنَّة وَالنَّاس} بَيَان لِلشَّيْطَانِ الْمُوَسْوِس أَنَّهُ جِنِّيّ
وَإِنْسِيّ كَقَوْلِهِ تَعَالَى شَيَاطِين الْإِنْس وَالْجِنّ أَوْ مِنْ الْجِنَّة.
بَيَان لَهُ وَالنَّاس عَطْف عَلَى الْوَسْوَاس وَعَلَى كُلّ يَشْتَمِل شَرّ
لَبِيد وَبَنَاته الْمَذْكُورِينَ وَاعْتَرَضَ الْأَوَّل بِأَنَّ النَّاس لَا يُوَسْوِس
فِي صُدُورهمْ النَّاس إِنَّمَا يُوَسْوِس فِي صُدُورهمْ الْجِنّ وَأُجِيبَ
بِأَنَّ النَّاس يُوَسْوِسَونَ أَيْضًا بِمَعْنَى يَلِيق بِهِمْ فِي الظَّاهِر
ثُمَّ تَصِل وَسْوَسَتهمْ إِلَى الْقَلْب وَتَثْبُت فِيهِ بِالطَّرِيقِ
الْمُؤَدِّي إلى ذلك والله تعالى أعلم
006. (Dari jin dan
manusia") lafal ayat ini menjelaskan pengertian setan yang menggoda
itu, yaitu terdiri dari jenis jin dan manusia, sebagaimana yang dijelaskan
dalam ayat lainnya, yaitu melalui firman-Nya, "yaitu setan-setan dari
jenis manusia dan dari jenis jin." (Q.S. Al-An'am, 112) Atau lafal Minal
Jinnati menjadi Bayan dari lafal Al-Waswaasil Khannaas, sedangkan lafal An-Naas
di'athafkan kepada lafal Al-Waswaas. Tetapi pada garis besarnya telah mencakup
kejahatan yang dilakukan oleh Lubaid dan anak-anak perempuannya yang telah
disebutkan tadi. Pendapat pertama yang mengatakan bahwa di antara yang menggoda
hati manusia adalah manusia di samping setan, pendapat tersebut disanggah
dengan suatu kenyataan, bahwa yang dapat menggoda hati manusia hanyalah bangsa
jin atau setan saja. Sanggahan ini dapat dibantah pula, bahwasanya manusia pun
dapat pula menggoda manusia lainnya, yaitu dengan cara yang sesuai dengan
keadaan dan kondisi mereka sebagai manusia. Godaan tersebut melalui lahiriah,
kemudian merasuk ke dalam kalbu dan menjadi mantap di dalamnya, yaitu melalui
cara yang dapat menjurus ke arah itu. Akhirnya hanya Allah sajalah Yang Maha
Mengetahui.
Terima kasih sangat membantu saya dalam membuat tulisan postingan di web saya http://perjalananumroh.com
BalasHapusTerima kasih sangat bermanfaat