Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 1-26 | Tafsir Jalalain

Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 1
{وَالنَّازِعَات} الْمَلَائِكَة تَنْزِع أَرْوَاح الْكُفَّار {غَرْقًا} نَزْعًا بشدة
001. (Demi yang mencabut nyawa) atau demi malaikat-malaikat yang mencabut nyawa orang-orang kafir (dengan keras) atau mencabutnya dengan kasar.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 2
{وَالنَّاشِطَات نَشْطًا} الْمَلَائِكَة تَنْشِط أَرْوَاح الْمُؤْمِنِينَ أَيْ تسلها برفق
002. (Dan demi yang mencabut nyawa dengan lemah lembut) maksudnya, demi malaikat-malaikat yang mencabut nyawa orang-orang mukmin secara pelan-pelan.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 3
{وَالسَّابِحَات سَبْحًا} الْمَلَائِكَة تَسْبَح مِنْ السَّمَاء بِأَمْرِهِ تَعَالَى أَيْ تَنْزِل
003. (Dan demi yang turun dari langit dengan cepat) yakni demi malaikat-malaikat yang melayang turun dari langit dengan membawa perintah-Nya.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 4
{فَالسَّابِقَات سَبْقًا} الْمَلَائِكَة تَسْبِق بِأَرْوَاحِ الْمُؤْمِنِينَ إِلَى الجنة
004. (Dan demi yang mendahului dengan kencang) yaitu malaikat-malaikat yang mendahului dengan kencang membawa arwah orang-orang yang beriman ke surga.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 5
{فَالْمُدَبِّرَات أَمْرًا} الْمَلَائِكَة تُدَبِّر أَمْر الدُّنْيَا أَيْ تَنْزِل بِتَدْبِيرِهِ وَجَوَاب هَذِهِ الْأَقْسَام مَحْذُوف أَيْ لَتُبْعَثُنَّ يَا كُفَّار مَكَّة وَهُوَ عَامِل فِي
005. (Dan yang mengatur urusan) dunia, yaitu malaikat-malaikat yang mengatur urusan dunia. Dengan kata lain, demi malaikat-malaikat yang turun untuk mengaturnya. Jawab daripada semua qasam yang telah disebutkan di atas tidak disebutkan, lengkapnya, benar-benar kalian, hai penduduk Mekah yang kafir, akan dibangkitkan. Jawab inilah yang menjadi Amil terhadap ayat berikutnya yaitu:
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 6
{يَوْم تَرْجُف الرَّاجِفَة} النَّفْخَة الْأُولَى بِهَا يَرْجُف كُلّ شَيْء أَيْ يَتَزَلْزَل فَوُصِفَتْ بِمَا يَحْدُث منها
006. (Pada hari ketika terjadinya guncangan yang hebat) yakni tiupan pertama malaikat Israfil yang mengguncangkan segala sesuatu dengan hebatnya. Kemudian pengertian ini diungkapkan ke dalam bentuk kejadian yang timbul dari tiupan tersebut.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 7
{تَتْبَعهَا الرَّادِفَة} النَّفْخَة الثَّانِيَة وَبَيْنهمَا أَرْبَعُونَ سَنَة وَالْجُمْلَة حَال مِنْ الرَّاجِفَة فَالْيَوْم وَاسِع لِلنَّفْخَتَيْنِ وَغَيْرهمَا فَصَحَّ ظَرْفِيَّته لِلْبَعْثِ الْوَاقِع عَقِب الثَّانِيَة
007. (Kemudian ia diiringi dengan yang mengikutinya) dengan tiupan yang kedua dari malaikat Israfil; jarak di antara kedua tiupan itu empat puluh tahun; dan jumlah ayat ini berkedudukan menjadi Haal atau kata keterangan keadaan daripada lafal Ar-Raajifah. Dan lafal Al-Yauma dapat mencakup kedua tiupan tersebut, karena itu maka kedudukan Zharafnya dianggap sah. Tiupan yang kedua ini untuk membangkitkan semua makhluk yang mati menjadi hidup kembali, maka setelah tiupan yang kedua, mereka bangkit hidup kembali.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 8
{قُلُوب يَوْمئِذٍ وَاجِفَة} خَائِفَة قَلِقَة
008. (Hati manusia pada waktu itu sangat takut) amat takut dan cemas.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 9
{أَبْصَارهَا خَاشِعَة} ذَلِيلَة لِهَوْلِ مَا تَرَى
009. (Pandangannya tunduk) yakni hina karena kedahsyatan apa yang disaksikannya.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 10
{يَقُولُونَ} أَيْ أَرْبَاب الْقُلُوب وَالْأَبْصَار اِسْتِهْزَاء وَإِنْكَارًا لِلْبَعْثِ {أَئِنَّا} بِتَحْقِيقِ الْهَمْزَتَيْنِ وَتَسْهِيل الثَّانِيَة وَإِدْخَال أَلِف بَيْنهمَا عَلَى الْوَجْهَيْنِ فِي الْمَوْضِعَيْنِ {لَمَرْدُودُونَ فِي الْحَافِرَة} أَيْ أَنُرَدُّ بَعْد الْمَوْت إِلَى الْحَيَاة وَالْحَافِرَة اِسْم لِأَوَّلِ الْأَمْر وَمِنْهُ رَجَعَ فُلَان فِي حَافِرَته إِذَا رَجَعَ مِنْ حَيْثُ جَاءَ
010. (Mereka berkata) yakni orang-orang kafir yang mempunyai hati dan pandangan itu mengatakan dengan nada yang memperolok-olokkan karena ingkar dan tidak percaya terhadap adanya hari berbangkit ("Apakah sesungguhnya kami) dapat dibaca secara Tahqiq dan Tas-hil, demikian pula lafal berikutnya yang sama (benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang semula?") maksudnya, apakah kami sesudah mati akan dikembalikan menjadi hidup seperti semula. Lafal Al-Haafirah menunjukkan makna permulaan sesuatu, antara lain dikatakan: Raja'a Fulaanun Fii Haafiratihi, artinya, si Polan kembali lagi ke arah dia datang.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 11
{أَئِذَا كُنَّا عِظَامًا نَخِرَة} وَفِي قِرَاءَة نَاخِرَة بَالِيَة مُتَفَتِّتَة نَحْيَا
011. ("Apakah apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat) juga akan dihidupkan kembali?" Menurut suatu qiraat lafal Nakhiratun dibaca Naahiratun, artinya yang lapuk dan hancur.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 12
{قَالُوا تِلْكَ} أَيْ رَجْعَتنَا إِلَى الْحَيَاة {إِذًا} إن صحت {كرة} رجعة {خاسرة} ذات خسر إن قال تعالى
012. (Mereka berkata, "Hal itu) maksudnya, dihidupkan-Nya kami kembali (kalau begitu) atau seandainya hal itu benar terjadi (adalah pengembalian) suatu pengembalian (yang merugikan") diri kami. Lalu Allah berfirman:
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 13
{فَإِنَّمَا هِيَ} أَيْ الرَّادِفَة الَّتِي يَعْقُبهَا الْبَعْث {زَجْرَة} نَفْخَة {وَاحِدَة} فَإِذَا نُفِخَتْ
013. (Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah) maksudnya, tiupan yang kedua untuk membangkitkan semua makhluk (dengan tiupan) dengan hardikan (sekali saja) apabila tiupan yang kedua ini telah dilakukan.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 14
{فَإِذَا هُمْ} أَيْ كُلّ الْخَلَائِق {بِالسَّاهِرَةِ} بِوَجْهِ الأرض أحياء بعد ما كَانُوا بِبَطْنِهَا أَمْوَاتًا
014. (Maka dengan serta-merta mereka) yakni semua makhluk (bangun) berada di permukaan bumi dalam keadaan hidup, yang sebelumnya mereka berada di perut bumi dalam keadaan mati.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 15
{هَلْ أَتَاك} يَا مُحَمَّد {حَدِيث مُوسَى} عَامِل في
015. (Sudahkah sampai kepadamu) hai Muhammad (kisah Musa) lafal ayat ini menjadi Amil bagi lafal berikutnya, yaitu:
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 16
{إِذْ نَادَاهُ رَبّه بِالْوَادِ الْمُقَدَّس طُوًى} اِسْم الوادي بالتنوين وتركه فقال
016. (Tatkala Rabbnya memanggilnya di lembah suci ialah lembah Thuwa) dapat dibaca dengan memakai Tanwin, yaitu Thuwan, dapat pula dibaca tanpa Tanwin, yaitu Thuwa, artinya nama sebuah lembah. Lalu Rabb berkata kepadanya:
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 17
{اِذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْن إِنَّهُ طَغَى} تَجَاوَزَ الْحَدّ في الكفر
017. ("Pergilah kamu kepada Firaun sesungguhnya dia telah melampaui batas) kekafirannya telah melampaui batas.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 18
{فَقُلْ هَلْ لَك} أَدْعُوك {إِلَى أَنْ تَزَكَّى} وَفِي قِرَاءَة بِتَشْدِيدِ الزَّاي بِإِدْغَامِ التَّاء الثَّانِيَة فِي الْأَصْل فِيهَا تَتَطَهَّر مِنْ الشِّرْك بِأَنْ تَشْهَد أَنْ لَا إِلَه إِلَّا اللَّه
018. (Dan katakanlah, "Adakah keinginan bagimu) artinya, aku mengajakmu (untuk membersihkan diri") dari kemusyrikan, seumpamanya kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Menurut suatu qiraat lafal Tazakkaa dibaca Tazzakkaa, yang asalnya adalah Tatazakka, kemudian huruf Ta yang kedua diidgamkan kepada huruf Za, sehingga jadilah Tazzakkaa.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 19
{وَأَهْدِيَك إِلَى رَبّك} أَدُلّك عَلَى مَعْرِفَته بِبُرْهَانٍ {فتخشى} فتخافه
019. ("Dan kamu akan kupimpin kepada Rabbmu) maksudnya, aku akan tunjukkan kamu jalan untuk mengetahui-Nya melalui bukti-bukti yang ada (supaya kamu takut kepada-Nya") karena itu lalu kamu takut kepada-Nya.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 20
{فَأَرَاهُ الْآيَة الْكُبْرَى} مِنْ آيَاته السَّبْع وَهِيَ الْيَد أَوْ الْعَصَا
020. (Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar) di antara mukjizat-mukjizat yang dimilikinya, yang ada tujuh macam itu. Mukjizat yang diperlihatkan kepadanya pada saat itu ialah tangan atau tongkatnya.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 21
{فَكَذَّبَ} فِرْعَوْن مُوسَى {وَعَصَى} اللَّه تَعَالَى
021. (Tetapi Firaun mendustakan) Nabi Musa (dan mendurhakai) Allah swt.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 22
{ثُمَّ أَدْبَرَ} عَنْ الْإِيمَان {يَسْعَى} فِي الْأَرْض بِالْفَسَادِ
022. (Kemudian dia berpaling) dari iman (seraya berjalan) di muka bumi dengan menimbulkan kerusakan.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 23
{فَحَشَرَ} جَمَعَ السَّحَرَة وَجُنْده {فَنَادَى}
023. (Maka dia mengumpulkan) para ahli sihir dan bala tentaranya (lalu berseru.)
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 24
{فَقَالَ أَنَا رَبّكُمْ الْأَعْلَى} لَا رَبّ فَوْقِي
024. (Seraya berkata, "Akulah tuhan kalian yang paling tinggi") tiada tuhan di atasku.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 25
{فَأَخَذَهُ اللَّه} أَهْلَكَهُ بِالْغَرَقِ {نَكَال} عُقُوبَة {الْآخِرَة} أَيْ هَذِهِ الْكَلِمَة {وَالْأُولَى} أَيْ قَوْله قَبْلهَا مَا عَلِمْت لَكُمْ مِنْ إِلَه غَيْرِي وَكَانَ بَيْنهمَا أَرْبَعُونَ سَنَة
025. (Maka Allah membinasakannya) yakni menenggelamkannya hingga binasa (sebagai pembalasan) atau siksaan (atas yang terakhir ini) disebabkan perkataannya yang terakhir tadi (dan yang pertama) yaitu sebagaimana yang telah disitir oleh firman-Nya, " ...aku tidak mengetahui tuhan bagi kamu sekalian selain aku." (Q.S. Al-Qashash, 38) Jarak antara kedua perkataan yang telah dikatakannya itu empat puluh tahun.
--------------------
Tafsir Surat an-Naazi’aat ayat 26
{إِنَّ فِي ذَلِكَ} الْمَذْكُور {لَعِبْرَةٌ لِمَنْ يَخْشَى} الله تعالى
026. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu (terdapat pelajaran bagi orang yang takut) kepada Allah swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar